Bismillah.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, tidaklah samar bagi kita bahwa agama ini membawa kepada kebaikan di dunia dan di akhirat. Bagi siapa saja yang mau mengikuti ajaran Allah dan tuntunan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bahagia itulah buah dan hasilnya.
Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma menafsirkan ayat tersebut, “Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan mengamalkan ajaran yang ada di dalamnya maka dia tidak akan tersesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat.”
Demikianlah jalan yang sudah digariskan bagi siapa saja yang ingin meraih kebahagiaan. Mengikuti petunjuk Allah akan mengantarkan anda kepada keselamatan dan kemuliaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan memuliakan dengan Kitab ini kaum-kaum, dan akan merendahkan sebagian kaum yang lain dengan Kitab ini pula.” (HR. Muslim)
Mengikuti petunjuk Allah adalah dengan menaati rasul dan mengikuti bimbingan dan ajarannya. Sebagaimana telah dinyatakan oleh Allah (yang artinya), “Barangsiapa yang menaati rasul itu sesungguhnya dia telah menaati Allah.” (an-Nisaa’ : 80)
Sebaliknya, membangkang dan menentang ajaran Rasul adalah jalan menuju jurang kebinasaan. Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menentang rasul itu setelah jelas baginya petunjuk, dan dia mengikuti selain jalan kaum beriman, niscaya Kami akan biarkan dia terombang-ambing dalam kesesatan yang dia pilih, dan Kami akan masukkan dia ke dalam Jahannam; dan sesungguhnya Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (an-Nisaa’ : 115)
Mengkuti jalan Rasul adalah dengan mewujudkan iman dan amal salih. Iman yang tertancap di dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Melakukan amal salih yang ikhlas karena Allah dan sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Adapun melakukan amal dengan tidak dilandasi keikhlasan, atau tidak dibangun di atas akidah yang lurus pada hakikatnya akan mengantarkan pelakunya terjungkal ke dalam jurang jahannam, sebagaimana orang yang melakukan amal tanpa mengikuti tuntunan maka amalnya akan tertolak dan sia-sia di hadapan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami pasti tertolak.” (HR. Muslim)
Dalam hadits qudsi, Allah berfirman, “Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan dengan mempersekutukan bersama-Ku sesuatu selain Aku maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya itu.” (HR. Muslim)
Allah berfirman di dalam Kitab-Nya yang mulia (yang artinya), “Katakanlah; Maukah kami kabarkan kepada kalian mengenai orang-orang yang paling merugi amalnya; yaitu orang-orang yang sia-sia upayanya dalam kehidupan dunia sementara mereka menyangka bahwa dirinya telah melakukan kebaikan dengan sebaik-baiknya.” (al-Kahfi : 103-104)
Allah telah menunjukkan kepada kita jalan kebenaran dan jalan kebatilan. Dengan meniti jalan kebenaran maka manusia akan meraih kemuliaan dan kebahagiaan. Sebaliknya, dengan memuja kebatilan dan bersikeras mempertahankannya akan menjerumuskan manusia dalam kehinaan dan kesengsaraan berkepanjangan. Pertanyaannya adalah; apakah kita ingin memasukkan diri ke dalam jurang kehinaan dan kebinasaan? Demi Allah, banyak orang tidak sadar bahwa dirinya berjalan menuju jurang kesengsaraan sementara dirinya mengira sedang menuju kesuksesan!
Mungkin selama ini anda telah kehilangan arah perjalanan… Kembalilah segera!